Motto : Melangkah Pasti Meraih Prestasi

Sabtu, 31 Desember 2011

Renungan Menyambut Tahun Baru 2012

Pergantian tahun adalah sesuatu kejadian rutin yang akan dijumpai manusia selama waktu masih berjalan seperti biasa. Kita sebagai umat muslim sebenarnya mempunyai tahun baru sendiri yang jatuh setiap tanggal 1 Muharam. Namun karena kuatnya pengaruh budaya dan lingkungan sekitar maka tidak sedikit umat Islam yang larut dalam perayaan tahun baru pada 1 Januari seperti yang akan dijumpai di tahun 2012 ini.
Sebagai seorang muslim tentu kita harus saling mengingatkan, sikap bagaimana sebaiknya kita menyambut datangnya tahun baru, baik tahun baru pada 1 Muharam maupun pada 1 Januari.
Berbicara tentang tahun baru, yang muncul di benak banyak orang adalah kembang api, petasan, terompet, pesta, begadang sampai pagi dan lain sebagainya. Namun sedikit sekali dari kita yang paham bahwa hal di atas tidaklah dibenarkan dalam Islam. Inilah kekeliuran yang fatal. Lantas pantaskah kita sebagai umat Islam ikut memperingati bahkan merayakan sesuatu yang bukan bagian dari Islam.
Firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 36:
"Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya."
Jelas sekali dari ayat di atas Allah melarang kita mengikuti sesuatu yang tidak kita ketahui terlebih mengikuti hal yang jelas banyak mudharatnya dibanding manfaatnya. Sbagai contoh bunyi petasan hanya dapat menanggu ketenangan orang lain, itu artinya jika kita ikut memeriahkan tahun baru dengan petasan maka kita termasuk orang yang zholim karena telah membuat orang lain terganggu.

Berlanjut ke permasalahan pesta dan berpergian untuk merayakan tahun baru. Tentu untuk membuat sebuah pesta dibutuhkan biaya yang besar, mengapa kita mau menguras kocek hanya demi sebuah pesta untuk menyambut atau bahkan merayakan tahun baru, yang lagi-lagi pada hakikatnya itu bukan tahun baru Islam. Padahal di sekeliling kita baik saudara maupun tetangga masih banyak orang hidup di bawah garis kemiskinan? Apakah tidak sebaiknya uang yang dihambur-hamburkan untuk pesta kita kumpulkan untuk menyantuni orang miskin?
"Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (Q.S Al-Isra’ : 26-27)
Semakin jelaslah bahwa merayakan tahun baru hampir tidak memberikan manfaat sedikitpun. Lalu bagimana langkah merayakan tahun baru yang Islami? Alangkah baiknya jika momen tahun baru itu kita jadikan momen untuk mengintropeksi diri, mengingat kembali atas semua yang sudah kita perbuat selama setahun lamanya.
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap yang kamu kerjakan.’ (QS. 59:18)
Tidak ada dari kita yang dapat menjamin bahwa dirinya terlepas dari dosa. Itulah sebab mengapa Allah memerintahkan kita untuk terus memuhasabah diri kita. Tidak hanya pada tahun baru saja, tetapi juga pada setiap malam. Memuhasabah diri jauh lebih bermanfaat dibandingkan merayakan tahun baru dengan petasan. Dan Allah sangat mencintai hambaNya yang bertaubat. Sebagaimana firman Allah:
"(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepadaNya serta memohonkan ampunam untuk orang-orang yang beriman, seraya berkata : "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada padaMu meliputi segala sesuatu, maka berikanlah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan agamaMu dan peliharalah mereka dari adzab nereka." (Q.S Gafir:7)
Setelah usai memuhasabah diri ada baiknya jika kita memanfaatkan momentum tahun baru dengan menuliskan target-target kita untuk setahun ke depan, Islam membolehkan kita menuliskan rencana kita ke depan. Meski pada akhirnya rencana Allah itu jauh lebih baik daripada rencana kita. Setiap kita pasti punya target yang berbeda, tuliskan semua target itu pada secarik kertas dengan begitu kita akan tahu apasaja yang harus kita perbuat untuk selanjutnya. Cara ini juga diharapkan dapat membuat kita lebih semangat dan dapat memanfaatkan waktu dengan sebaiknya. 
Tahun baru juga seharusnya dapat mengingatkan kita bahwa maut semakin dekat. Tidak satu pun dari kita yang mengetahui kapan Allah akan memanggil kita, dan masuknya tahun baru juga memiliki arti jatah umur kita berkurang. Dengan kata lain kita dianjurkan untuk senantiasa mengingat kematian, karena kematian selalu mengintai kita. Seberapapun kuat tembok bangunan rumah kita, maka tidak akan dapat menghalangi datangnya malaikat maut. Seberapa banyakpun uang yang kita punyai tidak akan bisa menyogook malaikat untuk mengundur waktu kematian kita.
"Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh." (QS. An-Nisa:78)

Hidup itu singkat siapa yang dapat menjamin kita dapat hidup sampai terbenamnya matahari. Maka alangkah bodohnya jika kita sibuk dengan urusan duniawi saja. Orang yang paling cerdas diantara kita adalah oorang yang selalu mengingat kematian, dan mempersiapkan diri dalam menjemput kematiannya.
Maka mari kita jadikan tahun baru menjadi momen paling penting bagi kita, momen di mana kita bergegas menuju sebuah perubahan yag lebih baik dan menyiapkan diri dengan bekal kebaikan. Semoga hari ini akan lebih baik dibanding hari kemarin, dan hari esok lebih baik dibanding hari ini, sehingga kita termasuk orang yang beruntung dan selalu mendapat ridho dari Allah SWT, amin ya rabbal ‘alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar