Motto : Melangkah Pasti Meraih Prestasi

Senin, 05 September 2011

Rahasia dibalik kesuksesan orang Jepang

Menuntut ilmu adalah kewajiban yang harus dilakukan seorang muslim, banyak hadits yang merujuk terhadap kewajiban menuntut ilmu, antara lain :
1. “Tuntutlah ilmu,sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabii’)
2. “Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surge.” (HR. Muslim)
Dengan ilmu, kita dapat mencari apa yang kita butuhkan. Dan bagi sebuah negara yang rakyatnya rajin menuntut ilmu tentu akan menjadi negara yang maju.
Diantara sekian golongan bangsa-bangsa maju, salah satunya adalah bangsa Jepang. Kita tahu dan mengakui kemajuan bangsa Jepang, karena terbukti di dunia produk dari bangsa jepang memenuhi hampir di seluruh negara di dunia. Tentu keberhasilan ini tidak diraih dengan begitu saja. Melainkan dengan usaha keras dan mempunyai kepribadian yang patut diacungi jempol. Beberapa Sifat bangsa Jepang yang perlu dikaji dan bila perlu dibuat contoh oleh bangsa kita antara lain :

1. Kerja Keras
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.
2. Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (menteri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.
3. Hidup Hemat
Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.
4. Loyalitas
Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.
5. Inovasi
Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.
6. Pantang Menyerah
Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita. Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo. Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen). Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini
7. Budaya Baca
Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.
8. Kerjasama Kelompok
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.
9. Mandiri
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.
10. Jaga Tradisi & Menghormati Budaya Leluhur
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.
Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki, maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.
Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang.
Hal lain yang berkaitan dengan penghormatan pada budaya leluhur, adalah tentang begitu tingginya perhatian warga dan pemerintah Jepang terhadap soal pertanian. Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Tak heran, bila kemajuan pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia ( sumber : http://bukucatatan-part1.blogspot.com )
Read more..........

“TAHUKAH KAMU” Bahwa Fisika dekat dengan kita ?

Menyadari atau tidak setiap orang sering melakukan kegiatan yang sangat erat kaitannya dengan konsep Fisika. Dalam sehari saja dari bangun tidur sampai tidur lagi beberapa konsep Fisika langsung teraplikasi dalam kehidupan manusia. Pada kesempatan kali ini penulis mencoba mengupas penerapan konsep Fisika dalam keseharian manusia dari pagi hingga petang dalam tajuk “TAHUKAH KAMU”?.
1. Bangun Tidur
Ketika kita bangun tidur, kemudian melakukan aktivitas sholat, dan lain-lain sebenarnya ada konsep fisika yang bisa dijelaskan. Kita bisa berjalan karena sebelumnya kita telah mengisi perut kita dengan makanan, itu artinya kita memasukkan energi kimia makanan ke dalam tubuh. Di dalam perut energi kimia selanjutnya diproses dan diubah menjadi bentuk energi lain sesuai dengan hokum kekekalan energi yang berbunyi : “ Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi energi dapat berubah bentuk dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain”. Dalam hal ini energi kimia diubah menjadi energi gerak ( kinetik ), berupa aktivitas gerak setelah bangun tidur.

2. Menyalakan Listrik
Menyalakan lampu itu berarti kita menggunakan alat yang dinamakan saklar. Saklar adalah alat yang berfungsi untuk memutus dan menyambung arus listrik, sehingga lampu di rumah kita dapat dimatikan dan dinyalakan. Lampu pijar menyala terang karena dalam lampu pijar diberi kawat wolfram yang mempunyai sifat akan berpijar bila diberi arus listrik. Itu berarti kawat di dalam lampu pijar tidak boleh diberi dengan sembarang kawat. Bagaimana dengan cahaya lampu TL ( Tube Lamp ) atau Lampu Fluorescent . Lampu fluorescent adalah lampu dengan yang prinsip kerjanya dalam mengubah energi listrik menjadi energi cahaya berdasarkan pada berpendarnya radiasi ultra violet pada permukaan yang dilapisi dengan serbuk fluorescent misalnya jenis phospor. Radiasi ultra violet akan terjadi bilamana elektron–elektron bebas hasil dari emisi elektron pada elektroda bertumbukan dengan atom–atom gas yang terdapat dalam tabung pelepas muatan.
3. Memasak air
Memasak artinya kita mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi panas untuk memasak air. Kalau kita mau jeli lagi maka ketika air yang kita masak mendidih ternyata suhu air tidak naik lagi ( tetap ). Mengapa bisa demikian? Menurut konsep Fisika hal itu trjadi karena semua panas yang diberikan api ke air seluruhnya digunakan untuk mengubah wujud air menjadi uap air, sehingga suhu air tidak berubah.
4. Menyetrika
Tahukah kamu bahwa ketika kita menyetrika ada beberapa konsep Fisika yang terkandung didalamnya, diantaranya : pertama terjadi perubahan energi listrik menjadi energi panas setrika, kedua didalam setrika terdapat kawat nikelin yang mempunyai sifat membara seperti api bila dialiri arus listrik, dan panas inilah yang digunakan untuk menyetrika, ketiga setrika otomatis didalamnya diberi lempeng logam Bimetal yaitu dua logam yang jenisnya beda dilekatkan kuat menjadi satu. Bimetal ini mempunyai sifat bila dipanaskan akan melengkung kea rah logam yang koefisien muai panjangnya kecil. Sifat ini yang digunakan oleh lampu otomatis setrika dimana ketika panas lampu akan mati, bila dingin nyala lagi.
5. Perjalanan ke tempat kerja
Bila perjalanan dengan berjalan kaki maka jarak tempu dibagi dengan waktu kita sampai tujuan menghasilkan besaran Fisika yang disebut kelajuan yang satuannya meter/detik. Bila menggunakan motor maka kelajuan motor dapat dikukur dengan alat speedometer yanh ada di motor bagian depan. Perlu diketahui kelajuan dan kecepatan walaupun satuannya sama metr/detik, tetapi konsepnya beda. Kelajuan biasanya dipaka tanpa mempedulikan arah gerak, tetapi kecepatan harus disertai arah geraknya.
6. Menimbang belanjaan
Yang sering terjadi miskonsepsi Fisika dalam keseharian adalah ketika kita menimbang belanjaan. Misalnya pembeli dan penjual sering menyebut berat beras 10 kiligram. Secara Fisika apa yang dikatakan tadi salah, karena konsep Fisika mengatakan bahwa berat benda bukan bersatuan kilogram melainkan Newton, sedangkan yang bersatuan kilogram adalah besaran massa benda. Jadi yang benar massa beras 10 kilogram.
7. Listrik di rumah anjlok
Perlu diketahui bahwa setiap pelanggan listrik PLN mempunyai meteran dengan batas masing-masing. Bila meteran listrik pelanggan tertulis 450 VA ( Volt.Ampere = watt ), itu artinya beban lampu yang terpasang dan perlengkapan listrik lainnya yang terpasang maksimum bila dijumlah tidak boleh melebihi 450 watt. Bila melebihi itu berarti meteran tidak kuat menyangganya sehingga meteran akan anjlok / padam. Jadi Sebelum memasang listrik dan pelengkapan lainnya maka perlu memperhitungkan berapa watt dayanya, dan berapa besar daya yang bisa disangga meteran listrik.
8. Terjadinya hujan
Bumi kita terdiri atas dua per tiga air. Air ada dimana-mana, di samudra, lautan sungai, kali, parit, bak mandi, bahkan di tubuh kita. Air ini akan mengalami penguapan oleh sinar matahari. Uap air juga bisa berasal dari transpirasi tumbuhan dan hewan, juga manusia. Uap air ini selanjutnya terkumpul di udara lalu mengalami kondensasi (pemadatan. Dari hasil kondensasi ini kita bisa melihat awan. Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal. Gerakan angin vertikal ke atas menyebabkan awan bergumpal. Gerakan angin tersebut menyebabkan gumpalan awan semakin membesar dan saling bertindih-tindih. Akhirnya gumpalan awan berhasil mencapai atmosfir yang bersuhu lebih dingin. Di sinilah butiran-butiran air dan es mulai terbentuk. Lama-kelamaan angin tidak dapat lagi menopang beratnya awan dan akhirnya awan yang sudah berisi air ini mengalami presipitasi atau proses jatuhnya hujan air, hujan es dan sebagainya ke bumi. Nah, seperti itulah proses terjadinya hujan.
9. Dan masih banyak kejadian sehari-hari yang dapat menjelaskan konsep fisika.
Read more..........